Senin, 19 Juni 2017

Wasiat Nasehat ( Ujub & Tawadhu )


“Jika rasa ujub menghinggapi aktifitasmu, maka lihatlah keridhaan siapa yang kau harapkan, pahala mana yang kau suka, sanksi mana yang kau benci. Maka jika engkau memikirkan satu di antara kedua hal ini, niscaya akan hadir di depan matamu apa yang sudah kamu lakukan.”
( Imam Syafi’i )

”Bagaimana cara membebaskan diri dari ‘Ujub ( merasa bangga terhadap diri sendiri )?”
”Pandanglah segala sesuatu sebagai pemberian Allah swt, ingatlah bahwa Dia lah yang memberikan taufiq kepada kita sehingga dapat melakukan kebaikan, dan buanglah perasaan bahwa kita telah berbuat sesuatu. Kalau sudah demikian, niscaya kita akan selamat dari penyakit tersebut.”
( Sayyidina Syekh Abdul Qadir al-Jailany )




“Tawadhu’ adalah perkara yang sangat diidam-idamkan. Orang yang paling tinggi kedudukannya adalah mereka yang tidak melihat kedudukannya sendiri. Akan tetapi tawadhu’ dihadapan orang yang tidak bisa menghargai orang lain merupakan bentuk kezhaliman terhadap diri sendiri.”
( Imam Syafi’i )

“Hendaklah kamu bertawadhu dan tidak menonjolkan diri. Jauhilah sikap takabur dan cinta kedudukan.”
( Sayyidina Syekh Abu Bakar bin Salim Ra )

Wasiat Nasehat ( Tobat )


Sesungguhnya Allah swt menyukai seseorang yang telah berbuat dosa, lalu bertobat.”
( Sayyidina Ali Zainal Abidin Ra )

“Keseimbangan Tobat dan Ibadah akan menimbulkan perilaku yang baik yang mendapat Ridho dari Allah swt. Sebab dengan Tobat, kita akan menyadari akan semua kesalahan yang pernah kita lakukan, dan dengan Tobat pula dapat meningkatkan amal ibadah kita kepada Allah swt.”
Sesuai sabda Rasulullah saw :
“Apabila Allah swt menghendaki seseorang menjadi baik, maka dia membuatnya menyadari akan kesalahan-kesalahannya.”
( Imam Ja’far Shodiq )

"suatu perbuatan paling berbahaya yang harus kamu waspadai adalah dosa-dosa kecil. Sebab, ketika berbuat dosa besar, engkau menyadari bahayanya dan segera bertobat. Tetapi, terhadap dosa-dosa kecil, engkau seringkali meremehkannya dan tidak bertobat darinya. Engkau seperti seorang diselamatkan oleh Allah swt dari kejaran seekor harimau ( pemisalan dosa besar ), tetapi kemudian bertemu dan diterkam oleh lima puluh ekor srigala ( pemisalan dosa kecil ).
Allah Ta'ala mewahyukan :
وتحسبونه هينا وهو عند اللّه عظيم

Kalian menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah swt adalah besar. ( An-Nur, 24 : 15 ).
Dosa besar jika disandarkan pada kemurahan Allah swt menjadi kecil. Sedangkan dosa-dosa kecil jika kau lakukan secara terus-menerus menjadi dosa besar. Racun meskipun sedikit mampu membunuh. Dosa kecil itu ibarat percikan-percikan api. Percikan api kadang mampu membakar sebuah kota. Dan pada hakikatnya api yang berkobar berasal dari percikan-percikan api kecil.
( Ibnu 'Atha illah Askandari )

“Orang yang bertaubat adalah yang menyesali perbuatannya, menjauhi pendengaran yang tidak bermanfaat, dan mendekatkan diri kepada Allah swt.”
( Al-Imam Auliya Al-Habib Abdullah bin Abu Bakar Al-Aydrus )

Wasiat Nasehat ( Menolong Orang )


“Kebutuhan orang-orang kepada kalian adalah merupakan nikmat-nikmat Allah swt untuk kalian; maka janganlah bosan terhadap nikmat-nikmat Allah swt itu sehingga ia akan pergi menjauhkan diri.”
( Imam Husein bin Ali Bin Abu Thalib Ra )

“Orang yang berkeperluan tidaklah berarti memuliakan dirinya dengan tidak meminta kepadamu, maka dari itu muliakanlah dirimu dengan tidak menolak permintaannya.”
( Imam Husein bin Ali Bin Abu Thalib Ra )

“Pertolongan adalah zakatnya muru’ah.”
( Imam Syafi’i )

"Berpuasalah! Tetapi ketika berbuka jangan lupakan faqir miskin. Berilah mereka sedikit makanan yang kau gunakan untuk berbuka. Jangan makan sendiri, sebab orang yang makan sendiri dan tidak memberi makan orang lain, dikhawatirkan kelak akan menjadi miskin dan hidup susah.
Perut kalian kenyang, tetangga kalian kelaparan, tetapi kalian mengaku sebagai Mukmin. Iman kalian tidaklah sah, jika kalian memiliki banyak makanan sisa, keluarga kalian telah makan, tetapi kalian tolak seorang peminta yang berdiri di depan pintu kalian, sehingga ia pergi dengan tangan hampa.
Jika ini kalian lakukan, ketahuilah, tak lama lagi kalian akan mengetahui berita kalian, kalian akan menjadi sepertinya, kalian akan diusir sebagaimana kalian mengusir peminta itu ketika kalian mampu memberinya.
Sungguh celaka dirimu, mengapa engkau tidak segera bangun dan memberikan sesuatu yang kau miliki dengan tanganmu sendiri. Andaikata kalian mau bangun dan memberinya sesuatu, maka kalian telah melakukan dua kebaikan, yaitu merendahkan diri kepada sang peminta dan berderma kepadanya. Lihatlah Nabi kita Muhammad saw, beliau berderma kepada peminta, memerah susu onta dan menjahit pakaian beliau dengan kedua tangan beliau sendiri. Bagaimana kalian berani mengaku sebagai pengikut beliau saw, perbuatan beliau saw. Kalian hanya pandai mengaku, tetapi tidak memiliki bukti….!"
( Sayyidina Syekh Abdul Qadir Jailany )

Wasiat Nasehat ( Teman )


“Sabar adalah mahkota, kesetiaan adalah harga diri, memberi adalah kenikmatan, banyak bicara adalah membual ( omong kosong ), tergesa-gesa adalah kebodohan, kebodohan adalah aib, berlebih-lebihan ( dalam berkata ) adalah kebohongan, berteman dengan orang yang ahli berbuat hina adalah kejahatan dan berteman dengan ahli kefasikan adalah pusat prasangka buruk.”
( Imam Husein bin Ali Bin Abu Thalib Ra )

“Janganlah kamu merasa tidak suka berteman dengan seseorang, meskipun kamu telah mengira bahwa orang ini tidak akan bermanfaat bagi dirimu, karena sesungguhnya kamu tidak tahu kapan kamu akan membutuhkan temanmu itu.
( Sayyidina Ali Zainal Abidin Ra )

“Wahai putraku janganlah engkau berteman dengan orang fasik, karena sesungguhnya dia akan menjualmu dengan sesuap makanan atau lebih sedikit lagi dari hal itu yang ia belum memperolehnya, dan janganlah berteman dengan orang bakhil ( pelit ) karena sesungguhnya dia akan mentelantarkanmu di dalam apa yang dia miliki, sedangkan engkau sangat membutuhkannya, serta janganlah kanu berteman dengan seorang pembohong, karena sesungguhnya dia adalah seperti fatamorgana, ia membuat sesuatu yang jauh nampak dekat dihadapanmu dan membuat sesuatu yang dekat nampak jauh dari dirimu, demikian juga orang yang tolol, karena sesungguhnya ia ingin menguntungkan dirimu ( tapi karena ketololannya ) maka ia malah menyengsarakan dirimu, dan jangan pula dengan suka memutuskan tali persaudaraan, karena dia adalah orang yang mendapat laknat di dalam kitabullah, dengan firmannya : “Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah swt, maka Allah swt menulikan telinga mereka dan membutakan penglihatan mereka.”
( Muhammad :22-23 )
( Sayyidina Ali Zainal Abidin Ra )

“Seburuk-buruknya seorang teman ialah yang hanya menemanimu ketika kamu kaya dan meninggalkanmu ketika kamu miskin.”
( Sayyidina Imam Muhammad Al-Baqir )

"Jika engkau berteman dengan para pecinta dunia, mereka akan menyeretmu untuk mencintai dunia. Jika engkau berteman dengan para pecinta Akhirat, maka mereka akan membawamu untuk mencintai Allah swt.
Rasulullah saw bersabda :
يحشر المرء على دين خليله, فلينظر أحد كم من يخالل
Seseorang akan dikumpulkan sesuai dengan agama temannya, oleh karena itu, setiap orang dari kalian hendaknya memperhatikan siapa yang ia jadikan sebagai teman.
( HR. tirmidzi, Abu Daud dan Ahmad dengan matan berbeda ).
Sebagaimana ketika akan makan engkau memilih makanan yang enak dan tidak berbahaya dan juga ketika akan menikah kau pilih wanita cantik, maka ketika akan berteman pilihlah orang yang dapat menunjukkan kepadamu jalan menuju keridhaan Allah swt.
Ketahuilah, sesungguhnya kamu memiliki tiga teman :
1. Harta, ia akan meninggalkanmu saat kau mati.
2. Keluarga, mereka akan meninggalkanmu sendirian di dalam kubur.
3. Amal, ia tidak akan pernah meninggalkanmu.
Oleh karena itu, pilihlah teman yang tidak akan meninggalkanmu sendirian di dalam kubur dan akan akan selalu menghiburmu ( yaitu amal shaleh )."
( Ibnu Atha illah Askandari )

Wasiat Nasehat ( Nafsu dan Dunia )


"Ketahuilah! Sesungguhnya kalian akan mati dan setelah itu dibangkitkan. Kalian akan dimintai pertanggung jawaban atas semua amal kalian, serta mendapatkan balasan yang setimpal. Karena itu jangan tertipu kehidupan dunia. Kehidupan dunia ini penuh ujian, bersifat sementara dan sarat dengan tipu daya. Semua yang berada di dalamnya akan musnah. Para penghuninya pun saling berebut untuk memperolehnya.
Ketahuilah! Kalian beserta segala perhiasan kehidupan dunia akan mengalami hal yang sama dengan mereka yang terdahulu, orang-orang yang lebih panjang umurnya dan lebih megah rumahnya. Sekarang jasad mereka telah menjadi tulang belulang, rumah mereka kosong. Mereka berada di kubur yang letaknya dekat dan penghuninya terasingkan. Mereka digerogoti oleh cacing, tertimbun oleh bebatuan dan pasir.
Bayangkan kalian kelak akan menjadi seperti mereka, tubuh kalian hancur dan sendiri di kubur. Apa yang akan terjadi dengan kalian jika kiamat tiba, semua yang dikubur dibangkitkan dan segala rahasia yang tersembunyi dalam dada dibongkar, pada saat itulah setiap jiwa akan memperoleh balasan sesuai dengan perbuatannya selama hidup di dunia."
( Sayyidina Imam Ali bin Abi Thalib )

Setiap hari bumi berseru kepada manusia dengan sepuluh kalimat :
"Hai anak cucu Adam, kau berjalan di atasku, tetapi tempat kembalimu adalah di dalam perutku."
"Kau bermaksiat kepada Allah swt di atasku, dan kelak kau akan disiksa di dalam perutku."
"Kau tertawa di atasku, dan kau akan menangis di dalam perutku."
"Kau bersenang-senang di atasku, dan kau akan bersedih di perutku."
"Kau kumpulkan harta di atasku, dan kau akan menyesalinya di perutku."
"Kau makan yang haram di atasku, dan di perutku kau akan menjadi santapan cacing-cacing di tanah."
"Kau berjalan sombong di atasku, dan kau akan dihinakan di perutku."
"Kau berjalan senang di atasku, dan kau akan masuk ke dalam perutku dalam keadaan sedih."
"Kau berjalan di atasku dengan bercahayakan matahari, rembulan dan lampu, tetapi kau akan tinggal di perutku dalam kegelapan."
"Kau berjalan di atasku menuju keramaian, dan akan mendatangi perutku sendirian."
( Sayyidina Anas bin Malik ra )

"Bilamana rizki adalah bagian yang sudah ditentukan,
maka sedikitnya keserakahan seseorang dalam berusaha adalah lebih baik.
Bilamana harta benda dihimpun hanya untuk ditinggalkan,
maka apakah gunanya seseorang pelit terhadap sesuatu yang pasti ia tinggalkan,”
( Imam Husein bin Ali Bin Abu Thalib Ra )

“Wahai nafsu hentikanlah kecondonganmu kepada dunia dan kecenderungan untuk meramaikannya, tidaklah engkau menjadikan sebagai pelajaran terhadap para pendahulumu yang telah ditelan bumi serta para sahabatmu yang telah membuatmu bersedih karena kepergiannya, demikian juga kawan-kawanmu yang telah berpindah kedalam tanah, mereka sekarang telah berada di dalam perut bumi, dibalik permukaannya, kebaikan-kebaikan mereka ikut lebur menyatu didalamnya , sudah berapa banyak manusia – manusia yang telah dibinasakan ole kekejaman masa dari abad kea bad, serta berapa banyak manusia-manusia yang telah dirusak oleh bumi dengan bencana-bencananya, lalu mereka ditenggelamkan di dalam gumpalan tanahnya, dari berbagai jenis manusia yang pernah engkau ajak bergaul dan kemudian mereka kamu antarkan ke dalam kuburnya.”
( Sayyidina Ali Zainal Abidin Ra )

“Semoga Allah SWT melindungi kami dan kalian dari tipu daya orang-orang zalim, kedzaliman para penghasut dan paksaan para pemaksa. Wahai orang-orang Mukmin, janganlah kalian tertipu oleh para thagut, penguasa zalim, pencari dunia yang hatinya dirasuki kecintaan kepada dunia, dan selalu menginginkan kenikmatan tiada nilai serta kelezatan dunia yang cepat berlalu. Aku bersumpah demi jiwaku, dimasa lalu, kalian telah melewati beberapa kejadian dan melalui beberapa fitnah dengan selamat, sementara kalian selalu menjauh dari orang-orang sesat, para pembuat bid’ah dan perusak di muka bumi. Maka kini mohonlah pertolongan Allah SWT dan kembalilah taat kepada Allah SWT dan kepada Wali Allah SWT yang lebih layak daripada para penguasa.”
( Sayyidina Ali Zainal Abidin Ra )

“Betapa banyak manusia yang telah ditipu oleh dunia dari mereka yang justru mendiaminya, dan betapa banyak manusia yang telah dibanting oleh dunia dari mereka yang justru menempatinya, lalu dunia itu tidak mau mengangkatnya lagi dari keterpelesetannya, tidak menyelamatkannya dari kebinasaannya, tidak menyembuhkan dari kepedihannya, tidak membebaskannya dari penyakitnya dan tidak melepaskannya dari penderitaannya.”
( Sayyidina Ali Zainal Abidin Ra )

“Hidup di dunia sebaiknya tidak mewah atau sebaiknya selalu prihatin dan bersedih, sebab kita hidup di dunia ini bagaikan hidup di panggung sandiwara, yang nantinya akan diminta pertanggung jawabannya di Akhirat kelak. Dan hidup kita ini dipagari oleh kematian yang mana seorangpun tidak ada yang tahu kapan saatnya ajal itu akan tiba. Kehidupan orang beriman hanya untuk beribadah kepada Allah swt semata, sebagai bekal hidup di akhirat kelak; bukan untuk berfoya-foya atau bersenang-senang”.
( Imam Hasan Basri )

“Hidup di dunia bagaikan ular berbisa yang lembut sentuhannya dan racunnya akan mematikan. Berhati-hatilah untuk hidup di dunia yang penuh pesona, rayuan dan godaan.”
( Imam Hasan Basri )

“Dunia adalah tempat yang licin nan menggelincirkan, rumah yang hina, bangunan-bangunannya akan runtuh, penghuninya akan beralih ke kuburan, perpisahan dengannya adalah sesuatu keniscayaan, kekayaan di dunia sewaktu-waktu bisa berubah menjadi kemiskinan, bermegah-megahan adalah suatu kerugian, maka memohonlah perlindungan Allah swt, terimalah dengan hati yang lapang segala karunia-Nya. Jangan terpesona dengan kehidupanmu di dunia sehingga meninggalkan kehidupan Akhirat. Ketahuilah, sesungguhnya hidupmu di dunia akan sirna, dindingnya juga miring dan hancur, maka perbanyaklah perbuatan baik dan jangan terlalu banyak berangan-angan.”
( Imam Syafi’i )

“Kalau aku melihat orang yang suka mengikuti hawa nafsunya, walaupun ia berjalan di atas air, aku tidak akan menemuinya.”
( Imam Syafi’i )

“Mencari-cari kelebihan materi di dunia adalah hukuman yang Allah swt timpakan kepada ahli Tauhid.”
( Imam Syafi’i )

“Seorang hamba yang terjatuh pada perbuatan dosa selain dosa syirik itu lebih baik daripada ia terkungkung oleh hawa nafsunya.”
( Imam Syafi’i )

“Barangsiapa yang dirinya terkalahkan oleh kuatnya syahwat dunia, maka ia akan senantiasa menjadi budak ahli dunia; dan barangsiapa yang qana’ah ( menerima karunianya dengan lapang dada ) maka akan hilang ketundukannya pada dunia.”
( Imam Syafi’i )

“Tabir penutup kalbumu tak akan tersibak selama engkau belum lepas dari alam ciptaan; tidak berpaling darinya dalam keadaan hidup selama hawa nafsumu belum pupus; selama engkau melepaskan diri dari kemaujudan dunia dan akhirat; selama jiwamu belum bersatu dengan kehendak Allah swt dan cahayanya. Jika jiwamu bersatu dengan kehendak Allah swt dan mencapai kedekatan denganNya lewat pertolonganNya. Makna hakiki bersatu dengan Allah swt ialah berlepas diri dari makhluq dan kedirian; serta sesuai dengan kehendaknya tanpa gerakmu; yang ada hanya kehendaknya. Inilah keadaan fana dirimu; dan dalam keadaan itulah engkau bersatu denganNya; bukan dengan bersatu dengan ciptaannya. Sesuai Firman Allah swt :”Tak ada sesuatupun yang serupa dengannnya. Dan dialah yang Maha Mendengar dan Maha Melihat”
( Sayyidina Syekh Abdul Qadir Al-Jailany )

"Hai orang-orang yang lalai! Secara terang-terangan engkau menentang Allah swt yang Maha Benar dengan bermaksiat kepada-Nya tetapi merasa aman dari siksa-Nya? Ketahuilah tak lama lagi rasa aman itu akan berubah menjadi ketakutan, masa luangmu menjadi kesempitan, kesehatanmu menjadi sakit, kemuliaanmu menjadi kehinaan, kedudukanmu menjadi rendah, kekayaanmu menjadi kemiskinan. Ketahuilah! Rasa aman dari siksa Allah 'Azza wa jalla yang akan kau peroleh di hari kiamat sesuai dengan rasa takutmu kepada-Nya di dunia ini. Sebaliknya, ketakutanmu di hari kiamat, sesuai dengan rasa amanmu ( dari siksa Allah swt ) di dunia.
Sayangnya! Engkau tenggelam di dunia dan terperosok ke lembah kelalaian, sehingga cara hidupmu seperti hewan. Yang kalian ketahui hanya makan, minum, menikah dan tidur. Keadaan kalian ini tampak nyata bagi orang-orang yang berhati suci.
Rasa rakus terhadap dunia, keinginan untuk mencari dan menumpuk-numpuk harta telah memalingkan kalian dari jalan Allah 'Azza wa jalla dan pintu-Nya.
Hai yang ternoda karena ketamakannya, andaikata kau bersama penghuni bumi bersatu untuk mendatangkan sesuatu yang bukan bagianmu, maka kalian semua tidak akan mampu mendatangkannya. Oleh karena itu tinggalkanlah rasa tamak untuk mencari sesuatu ( rezeki ) yang telah ditetapkan untukmu, maupun yang tidak ditetapkan untukmu. Apakah pantas bagi seorang yang berakal untuk menghabiskan waktunya memikirkan sesuatu yang telah selesai pembagiannya….?
( Sayyidina Syekh Abdul Qadir Jailany )

“Peraslah jasadmu dengan mujahadah ( memerangi hawa nafsu dunia ) sehingga keluar minyak kemurnian.”
( Al-Imam Auliya Al-Habib Abdullah bin Abu Bakar Al-Aydrus )

“Orang yang sengsara adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya Barangsiapa mengenal dirinya, ia tidak akan melihat selain Allah swt. Barangsiapa tidak mengenal dirinya, ia tidak akan melihat Allah swt.”
( Sayyidina Syekh Abu Bakar bin Salim Ra )

“Dan orang yang bahagia adalah orang yang melawan hawa nafsunya, berpaling dari alam untuk menghadap kepada penciptanya, dan melewatkan waktu pagi dan sore dengan meneladani sunah nabinya.”
( Sayyidina Syekh Abu Bakar bin Salim Ra )

“Kesuksesanmu adalah ketika kamu membenci nafsumu dan kehancuranmu adalah saat kamu meridhainya. Karena itu, bencilah nafsumu dan jangan meridhainya, niscaya kamu akan berhasil meraih segala cita-citamu, Insya Allah.”
( Sayyidina Syekh Abu Bakar bin Salim Ra )

“Dunia adalah anak perempuan Akhirat, barangsiapa telah menikahi seorang perempuan, haram memperistri ibunya.”
( Sayyidina Syekh Abu Bakar bin Salim Ra )

“Janganlah terlalu peduli dengan dunia dan penghuninya dan janganlah merasa iri pula dengan pakaian atau makanan yang dimiliki oleh penghuninya.”
( Imam Qutbil Anfas Habib Umar bin Abdurrahman Al-Aththas )

"Jika kau ingin bermaksiat kepada Allah swt, maka lakukanlah di tempat dimana DIA tidak melihatmu dan dengan kekuatan yang tidak berasal dari-Nya, dan kedua hal ini mustahil dapat kamu lakukan, sebab semua yang kau gunakan untuk bermaksiat adalah nikmat-Nya.
Kau gunakan nikmat yang IA anugerahkan untuk bermaksiat kepada-Nya. Bahkan kau sangat ahli bermaksiat dalam berbagai bidang. Terkadang engkau menggunjing, terkadang mengadu domba dan terkadang memandang yang haram. Ibadah yang kau bangun selama tujuh puluh tahun kau robohkan dalam sekejap.
Hai penghancur ketaatan, Allah swt menjadikanmu miskin adalah agar kau berdoa' dan memohon kepada-Nya.
Hai orang yang menenggelamkan nafsunya dalam berbagai keinginan jahat dan maksiat, andai saja kau beri nafsumu hal-hal yang mubah ( tidak berdosa dan tidak berpahala ).
Mengapa engkau tidak mencintai DIA yang ketika kau berbuat buruk kepada-Nya, justru memberimu berbagai nikmat dan bermurah kepadamu?"
( Ibnu 'Atha illah Askandari )

“Jika seorang hamba memedulikan penyakit hati seperti penyakit badan, niscaya mereka akan mendapatkan tabib di hadapan mereka. Tetapi, sedikit sekali yang membahas masalah ini, karena mereka telah dikuasai nafsu dan akal.”
( Imam Qutb Al-Arif billah Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi )

“Jika tak ada ketamakan, dan tak ada satu mahluk pun keluar dari lingkaran jejak nabi saw, tidak akan ada manusia mengejar dunia yang fana ini atau berpaling dari kebahagiaan akhirat yang kekal.”
( Imam Qutb Al-Arif billah Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi )

“Janganlah kau putuskan kehadiranmu di tempat-tempat yang baik karena alasan kesibukan dunia. Hati-hatilah, karena itu merupakan tipu daya setan. Hadirkanlah Allah swt ketika sendirian. Sembahlah Dia, seakan melihatnya; dan jika tidak melihatnya, sesungguhnya Dia melihatmu.”
( Imam Qutb Al-Arif billah Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi )

“Tutuplah mata dari perhiasan dunia dan segala kenikmatan fana yang dimiliki budak-budaknya serta kenikmatan yang akan terputus. Sesungguhnya semuanya seperti kau saksikan bahwa dunia ini cepat berpindah dan dekat kefanaannya.”
( Imam Qutb Al-Arif billah Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi )

“Orang yang lalai mengira bahwa dirinya mencapai kelezatan dunia tanpa mengetahui bahwa sebenarnya kemanisan dunia bercampur dengan kepahitannya. Sedangkan kehidupan indah yang sebenarnya adalah berpaling dari dunia, kemudian masuk ke hadirat yang Maha Kaya dengan sifat faqir, miskin, lalu memetik sesuatu yang indah dari tempat itu.”
( Imam Qutb Al-Arif billah Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi )

“Setiap kebajikan terasa berat bagi “NAFS”. Tapi jika dipaksakan, ia akan terbiasa dan dapat mengerjakannya dengan mudah. Sebagian orang jika melihat “NAFS”nya benci pada perbuatan baik, ia mengikuti “NAFS”nya dan cenderung kepadanya. Ia selalu berbuat demikian, hingga tidak mampu lagi berbuat baik. Akhirnya, hatinya menjadi keras. Sebenarnya jika hati mau menghadap Allah swt, Allah swt akan menghadap kepadanya. Jika berpaling, Allah swt pun akan berpaling darinya. Sifat “NAFS” adalah suka menentang dan mudah bosan. Jika kau membiasakannya dengan kebaikan, ia akan menjadi baik; tapi jika kau membiasakannya dengan keburukan, ia akan menjadi buruk.”
( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

“Manusia hendaknya menyibukkan “NAFS”nya dengan amal-amal yang bermanfaat baginya. “NAFS” akan terbiasa dengan apa yang dibiasakan kepadanya. Orang yang terbiasa banyak bicara, menghadiri majelis yang penuh kelalaian dan permainan, maka hatinya merasa berat untuk membaca Al-Qur’an.”
( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

“Hati yang bersih siap menerima karunia-karunia Allah swt. Sedang hati yang kotor tidak dapat menampung karunia Allah swt.”
( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

“Hati manusia seperti Baitul Ma’mur. Setiap hari ada 70.000 malaikat yang thawaf mengelilinginya hingga hari kiamat. Dalam 24 jam hati 70.000 bisikan dan setiap bisikan dipegang oleh seorang malaikat.”
( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

“Di dunia ini manusia harus memiliki empat sifat :

1. Sabar terhadap yang dibenci dan disukai.
2. Melayani dengan baik dan memuaskan hati(jabr) orang yang baik maupun jahat.
3. Memiliki akal yang dapat membedakan segala sesuatu.
4. Memilki niat saleh dalam semua hal agar tercapai keinginannya.
( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

“Orang –orang di Zaman akhir ini lebih mengutamakan harta mereka dibanding diri mereka sendiri. Mereka kikir dan tidak memperdulikan apa yang menimpa mereka. Mereka abaikan Hak Allah swt, Allah swt pun lalu menundukkan mereka di bawah kekuasaan orang yang tidak mengasihi mereka. Adapun orang-orang terdahulu, mereka menjadikan harta mereka sebagai perisai dan pelindung dari segala bencana.”
( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

Wasiat Nasehat ( Hati )


"Hati dan jasad adalah seperti seorang tuna netra ( orang buta ) dan seorang lumpuh memasuki sebuah kebun. Si lumpuh berkata kepada sang tuna netra, "Aku bisa melihat buah-buahan yang ada di kebun ini tetapi tidak dapat memetiknya, karena aku lumpuh. Kau tidak dapat melihatnya, tetapi kau tidak lumpuh. Gendonglah aku."
Sang tuna netra menggendong si lumpuh, dan memetik buah-buahan tersebut, kemudian mereka memakannya.
Ruh dan jasad bekerja sama untuk berbuat maksiat kepada Allah swt, maka keduanya layak mendapat siksa."
( Sayyidina Salman Al-Farisi )

“Orang yang berhati hasud (dengki) tidak akan meraih kemuliaan dan orang yang suka dendam, akan mati merana. Sejelek-jeleknya saudara adalah yang selalu memperhatikan dirimu ketika kamu kaya dan ia menjauhi kamu, ketika kamu dalam keadaan melarat. Bersikap rela terhadap taqdir Allah swt yang tidak menyenangkan adalah merupakan martabat yang tinggi.”
( Sayyidina Ali Zainal Abidin Ra )

“Jika telah ada akar yang tertanam dalam kalbu, maka lidah akan berperan sebagai pemberi kabar cabangnya.”
( Imam Syafi’i )

"Doa' kalian tidak terkabul karena hati kalian telah mati, dan penyebab matinya hati kalian adalah sepuluh Hal :
1. Kalian mengenal Allah swt, tetapi tidak memenuhi hak-haknya.
2. Kalian mengaku cinta kepada Rasulullah saw, tetapi tidak mengikuti sunah-sunahnya.
3. Kalian membaca Al-Qur'an , tetapi tidak mengamalkan isinya.
4. Kalian menikmati berbagai karunia Allah swt, tetapi tidak bersyukur kepadanya.
5. Kalian nyatakan setan sebagai musuh, tetapi tidak menentangnya.
6. Kalian nyatakan surga itu benar-benar ada, tetapi tidak beramal untuk memperolehnya.
7. Kalian nyatakan neraka itu ada, tetapi tidak berusaha untuk menghindarinya.
8. Kalian nyatakan kematian itu pasti datang, tetapi tidak bersiap-siap untuk menyambutnya.
9. Sejak bangun tidur kalian sibuk meneliti dan memperbincangkan aib ( keburukan ) orang lain dan melupakan aib ( keburukan ) kalian sendiri.
10. Kalian kuburkan mereka yang meninggal di antara kalian, tetapi tidak pernah memetik pelajaran darinya.
( Syekh Ibrahim bin Adham )

“Sedikit amal dari hati menyamai amal seluruh manusia dan jin.”
( Sayyidina Syekh Abu Bakar bin Salim Ra )

“Hendaknya kalian senantiasa menghadirkan hati kalian kepada Allah SWT dan hendaknya kalian bertawakal kepadanya sepenuh hati, sebab Allah SWT mengetahui di manapun kalian berada.”
( Imam Qutbil Anfas Habib Umar bin Abdurrahman Al-Aththas )

"Orang yang menggunakan masa sehatnya untuk bermaksiat kepada Allah swt adalah seperti seorang anak yang mendapat warisan dari ayahnya sebesar seribu dinar, kemudian ia gunakan semua uang itu untuk membeli ular dan kalajengking yang sangat berbisa yang kemudian mengelilingi dan menggigitnya. Bukankah ular dan kalajengking tersebut akan membunuhnya?
Kamu gunakan masa sehatmu untuk bermaksiat kepada Allah swt, maka nilaimu adalah seperti burung pemakan bangkai yang terbang berkeliling mencari bangkai, dimana pun ia dapatkan, maka ia segera mendarat.
Jadilah seperti tawon, kecil tetapi memiliki cita-cita yang mulia. Ia hisap wewangian dan ia produksi madu yang enak.
Engkau sudah terlalu lama bergelimang kemaksiatan, kini terjunlah ke dalam hal-hal yang dicintai Allah 'Azza wa Jalla.
Telah kujelaskan hakikat permasahan ini kepadamu, tetapi orang yang lalai tidak akan sadar meskipun memperoleh berbagai rencana. Sebab wanita yang kurang waras akalnya ketika putranya mati, ia justru tertawa. Begitu pula dirimu, engkau tinggalkan shalat malam, puasa sunah dan berbagai amal shaleh lain yang dapat kau kerjakan dengan seluruh anggota tubuhmu, tetapi tidak sedikitpun engkau merasa sakit. Kelalaian telah membunuh hatimu. Orang hidup akan merasa sakit ketika tertusuk jarum, akan tetapi, sesosok mayat tidak akan merasa sakit meskipun tubuhnya di potong-potong dengan sebilah pedang.
Saat ini hatimu sedang mati, karena itu duduklah di majelis yang penuh hikmah,sebab, di dalamnya terdapat hembusan karunia dari surga. Hembusan karunia itu dapat kamu temukan di rumahmu, di perjalananmu. Jangan tinggalkan majelis hikmah ( majelis ilmu ), andaikata dirimu masih melakukan banyak maksiat, jangan berkata :
Apa manfaatnya aku datang ke majelis ilmu, sedangkan aku senantiasa bermaksiat dan tidak mampu meninggalkannya.
Akan tetapi, lepaskan busur panahmu selalu, jika hari ini tidak tepat sasaran, bisa jadi besok tepat sasaran."
( Ibnu 'Atha illah Askandari )

"Jika ingin membersihkan air maka akan kau singkirkan segala hal yang dapat mengotorinya. Anggota tubuhmu ini seperti selokan-selokan yang bermuara ke hati. Karena itu jangan kau alirkan kotoran ke dalam hatimu, seperti pergunjingan, pengadu dombaan, ucapan yang buruk, pandangan yang haram dan lain sebagainya.
Hati akan bercahaya dengan memakan makanan halal, berdzikir, membaca Al-Qur'an dan menjaga mata dari pandangan yang tidak mendatangkan pahala, pandangan yang kurang disukai agama dan pandangan yang haram. Jangan biarkan matamu memandang sesuatu, kecuali jika pandangan itu menambah ilmu dan hikmahmu."
( Ibnu 'Atha illah Askandari )

“Jika seorang hamba memedulikan penyakit hati seperti penyakit badan, niscaya mereka akan mendapatkan tabib di hadapan mereka. Tetapi, sedikit sekali yang membahas masalah ini, karena mereka telah dikuasai nafsu dan akal.”
( Imam Qutb Al-Arif billah Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi )

“Hati yang bersih siap menerima karunia-karunia Allah swt. Sedang hati yang kotor tidak dapat menampung karunia Allah swt.”
( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

“Hati manusia seperti Baitul Ma’mur. Setiap hari ada 70.000 malaikat yang thawaf mengelilinginya hingga hari kiamat. Dalam 24 jam hati 70.000 bisikan dan setiap bisikan dipegang oleh seorang malaikat.”
( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

"Ketahuilah bahwa Allah swt akan memberikan kepada hambanya segala apa yang dipanjatkan sesuai dengan niatnya. Menurut saya Allah swt niscaya akan mendatangkan segala nikmat-Nya di muka dunia, dengan cara terlebih dahulu Dia titipkan di dalam hati hamba-Nya yang berhati bersih. Untuk itu kemudian dibagi-bagikan kepada hamba-Nya yang lain. Amal seorang hamba tidak akan naik dan diterima Allah swt kecuali dari hati yang bersih. Ketahuilah wahai saudaraku, seorang hamba belum dikatakan sebagai hamba Allah swt yang sejati jika belum membersihkan hatinya!“
( Imam Qutb Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf )

"Ketahuilah wahai saudara-saudaraku, hati yang ada di dalam ini ( sambil menunjuk ke dada beliau ) seperti rumah, jika dihuni oleh orang yang pandai merawatnya dengan baik, maka akan nampak nyaman dan hidup; namun jika tidak dihuni atau dihuni oleh orang yang tidak dapat merawatnya, maka rumah itu akan rusak dan tak terawat. Dzikir dan ketaatan kepada Allah swt merupakan penghuni hati, sedangkan kelalaian dan maksiat adalah perusak hati.“
( Imam Qutb Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf )

Wasiat Nasehat ( Umur )


“Siapa yang menginginkan khusnul khotimah dipenghujung umurnya, hendaknya ia berprasangka baik kepada manusia.”
( Imam Syafi’i )

"Renungkanlah pendeknya umurmu. Andaikata engkau berumur seratus tahun sekalipun, maka umurmu itu pendek jika dibandingkan dengan masa hidupmu kelak di akhirat yang abadi, selama-lamanya.
Coba renungkan, agar dapat beristirahat ( pensiun )selama dua puluh tahun, dalam satu bulan atau setahun engkau sanggup menanggung berbagai beban berat dan kehinaan di dalam mencari dunia. Tetapi mengapa engkau tidak sanggup menanggung beban ibadah selama beberapa hari demi mengharapkan kebahagiaan abadi di Akhirat nanti?
Jangan panjang angan-angan, engkau nanti akan berat untuk beramal. Yakinilah bahwa tak lama lagi engkau akan mati. Katakan dalan hatimu :
Pagi ini aku akan beribadah meskipun berat, siapa tahu nanti malam aku mati. Malam ini aku akan sabar untuk beribadah, siapa tahu besok aku mati.
Sebab, kematian tidak datang pada waktu, keadaan dan tahun tertentu. Yang jelas ia pasti datang. Oleh karena itu, mempersiapkan diri menyambut kedatangan maut lebih utama daripada menpersiapkan diri menyambut dunia. Bukankah kau menyadari betapa pendek waktu hidupmu di dunia ini? Bukankah bisa jadi ajalmu hanya tersisa satu tarikan dan hembusan napas atau satu hari?
Setiap hari lakukanlah hal ini dan paksakan dirimu untuk sabar beribadah kepada Allah swt. Andaikata engkau ditakdirkan untuk hidup selama lima puluh tahun dan kau biasakan dirimu untuk sabar beribadah, nafsumu tetap akan berontak, tetapi ketika maut menjemput kau akan berbahagia selama-lamanya. Tetapi, ketika engkau tunda-tunda dirimu untuk beramal, dan kematian datang di waktu yang tidak kau perkirakan
( Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali )

"Jika engkau telah berusia empat puluh tahun, maka segeralah untuk memperbanyak amal shaleh siang maupun malam. Sebab, waktu pertemuanmu dengan Allah 'Azza wa Jalla semakin dekat. Ibadah yang kau kerjakan saat ini tidak mampu menyamai ibadah seorang pemuda yang tidak menyia-nyiakan masa mudanya. Bukankah selama ini kau sia-siakan masa muda dan kekuatanmu. Andaikata saat ini kau ingin beramal sekuat-kuatnya, tenagamu sudah tidak mendukung lagi.
Oleh karena itu beramallah sesuai kekuatanmu. Perbaikilah masa lalumu dengan banyak berdzikir, sebab tidak ada amal yang lebih mudah dari dzikir. Dzikir dapat kamu lakukan ketika berdiri, duduk, berbaring maupun sakit. Dzikir adalah ibadah yang paling mudah.
Rasulullah saw bersabda :
وليكن لسانك رطبا بذكر اللّه
Dan hendaklah lisanmu basah dengan berdzikir kepada Allah swt.
Bacalah secara berkesinambungan doa' dan dzikir apapun yang mudah bagimu. Pada hakikatnya engkau dapat berdzikir kepada Allah swt adalah karena kebaikannya. Ia akan mengaruniamu…..
( Ibnu 'Atha illah Askandari )

"Ketahuilah, sebuah umur yang awalnya disia-siakan, seyogyanya sisanya dimanfaatkan. Jika seorang ibu memiliki sepuluh anak dan sembilan diantaranya meninggal dunia. Tentu ia akan lebih mencintai satu-satunya anak yang masih hidup itu. Kamu telah menyia-nyiakan sebagian besar umurmu, oleh karena itu jagalah sisa umurmu yang sangat sedikit itu.
Demi Allah, sesungguhnya umurmu bukanlah umur yang dihitung sejak engkau lahir, tetapi umurmu adalah umur yang dihitung sejak hari pertama engkau mengenal Allah swt.
( Ibnu 'Atha illah Askandari )

"seseorang yang telah mendekati ajalnya ( berusia lanjut ) dan ingin memperbaiki segala kekurangannya di masa lalu, hendaknya dia banyak membaca dzikir yang ringkas tetapi berpahala besar. Dzikir semacam itu akan membuat sisa umur yang pendek menjadi panjang, seperti dzikir yang berbunyi :
سبحان اللّه العظيم وبحمده عدد خلقه ورضانفسه وزنة عرشه ومداد كلماته
Maha suci Allah yang Maha Agung dan segala puji bagi-Nya, ( kalimat ini kuucapkan ) sebanyak jumlah ciptaan-Nya, sesuai dengan yang ia sukai, seberat timbangan Arsy-Nya dan setara dengan jumlah kata-kata-Nya.
Jika sebelumnya kau sedikit melakukan shalat dan puasa sunah, maka perbaikilah kekuranganmu dengan banyak bershalawat kepada Rasulullah saw. Andaikata sepanjang hidupmu engkau melakukan segala jenis ketaatan dan kemudian Allah swt bershalawat kepadamu sekali saja, maka satu shalawat Allah ini akan mengalahkan semua amalmu itu. Sebab, engkau bershalawat kepada Rasulullah sesuai dengan kekuatanmu, sedangkan Allah swt bershalawat kepadamu sesuai dengan kebesaran-Nya. Ini jika Allah swt bershalawat kepadamu sekali, lalu bagaimana jika Allah swt membalas setiap shalawatmu dengan sepuluh shalawat sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah Hadits Shahih?
Betapa indah hidup ini jika kau isi dengan ketaatan kepada Allah swt, dengan berdzikir kepada-Nya dan bershalawat kepada Rasulullah saw."
( Ibnu 'Atha illah Askandari )

Wasiat Nasehat ( Sombong )


“Tidaklah hati seseorang dimasuki unsur sifat sombong, kecuali akalnya akan berkurang sebanyak unsur kesombongan yang masuk atau bahkan lebih.”
( Sayyidina Imam Muhammad Al-Baqir )

“Takabur ( sombong ) adalah akhlak tercela.”
( Imam Syafi’i )

“Rendah hati adalah akhlaqnya mulia, sedang kesombongan adalah kebiasaan orang tercela. Rendah hati akan menumbuhkan kecintaan dan lapang dada menerima pemberian Allah swt akan melahirkan ketenangan jiwa.”
( Imam Syafi’i )

Saudaraku! Kuperingatkan kau agar tidak sombong. Ingatlah bahwa Allah swt senantiasa mengawasimu. Oleh karena itu jangan sekali-kali menghina seseorang atau menolak kebenaran yang disampaikan kepadamu. Allah swt murka kepada seseorang yang bersikap demikian dan ia akan merendahkan mereka yang menyombongkan diri. Bagaimana kau dapat menghina seorang Muslim, padahal kau tidak pernah tahu bagaimana akhir usiamu dan usianya kelak. Di samping itu kau juga tidak menhetahui, kelak engkau akan masuk mana, surga atau neraka?
Jika mau bersikap jujur, maka yang paling pantas untuk kau hina adalah dirimu sendiri. Sudahkah kau teliti keburukan-keburukan dirimu dan kekotoran jiwamu yang tidak diketahui orang lain, sehingga kau sucikan hati orang lain dank au cela dirimu sendiri?
Sesungguhnya kau dilarang untuk memuliakan dan menyucikan dirimu sendiri. Perbuatan ini haram bagimu, jika kau lakukan, kelak di hari kiamat kau akan berada di bawah telapak kaki orang-orang yang kau hina di dunia. Renungkanlah ini dan memohonlah kepada Allah swt untuk menolongmu menghapuskan kesombongan dari hatimu. Semoga Allah swt melindungi kita semua dari sifat sombong ini.
( Syekh Harits Al-Muhasibi )


"Jika seorang hamba sombong, merasa mulia dan berbangga diri dengan ibadahnya, kemudian dia menuntut orang lain untuk memenuhi hak-haknya dan ia sendiri tidak berusaha memenuhi hak mereka, maka orang seperti ini dikhawatirkan akan meninggal dengan cara yang buruk ( Suul khatimah ), semoga Allah swt melindungi kita darinya.
Jika seorang hamba berbuat maksiat, tetapi engkau perhatikan dia menangis, sedih, hatinya hancur, merasa hina dan merendahkan diri kepada orang-orang yang shaleh, mengunjungi mereka dan mengakui dirinya penuh kesalahan, maka orang yang seperti ini memiliki peluang untuk meninggal dengan cara yang baik ( Husnul Khatimah )."
( Ibnu 'Atha illah Askandari )

Wasiat Nasehat Ibnu 'Atha illah Askandar.


"Jika engkau telah berusia empat puluh tahun, maka segeralah untuk memperbanyak amal shaleh siang maupun malam. Sebab, waktu pertemuanmu dengan Allah 'Azza wa Jalla semakin dekat. Ibadah yang kau kerjakan saat ini tidak mampu menyamai ibadah seorang pemuda yang tidak menyia-nyiakan masa mudanya. Bukankah selama ini kau sia-siakan masa muda dan kekuatanmu. Andaikata saat ini kau ingin beramal sekuat-kuatnya, tenagamu sudah tidak mendukung lagi.
Oleh karena itu beramallah sesuai kekuatanmu. Perbaikilah masa lalumu dengan banyak berdzikir, sebab tidak ada amal yang lebih mudah dari dzikir. Dzikir dapat kamu lakukan ketika berdiri, duduk, berbaring maupun sakit. Dzikir adalah ibadah yang paling mudah.
Rasulullah saw bersabda :
وليكن لسانك رطبا بذكر اللّه
Dan hendaklah lisanmu basah dengan berdzikir kepada Allah swt.
Bacalah secara berkesinambungan doa' dan dzikir papa pun yang mudah bagimu. Pada hakikatnya engkau dapat berdzikir kepada Allah swt adalah karena kebaikannya. Ia akan mengaruniamu…..

"Ketahuilah, sebuah umur yang awalnya disia-siakan, seyogyanya sisanya dimanfaatkan. Jika seorang ibu memiliki sepuluh anak dan sembilan diantaranya meninggal dunia. Tentu ia akan lebih mencintai satu-satunya anak yang masih hidup itu. Kamu telah menyia-nyiakan sebagian besar umurmu, oleh karena itu jagalah sisa umurmu yang sangat sedikit itu.
Demi Allah, sesungguhnya umurmu bukanlah umur yang dihitung sejak engkau lahir, tetapi umurmu adalah umur yang dihitung sejak hari pertama engkau mengenal Allah swt.

"seseorang yang telah mendekati ajalnya ( berusia lanjut ) dan ingin memperbaiki segala kekurangannya di masa lalu, hendaknya dia banyak membaca dzikir yang ringkas tetapi berpahala besar. Dzikir semacam itu akan membuat sisa umur yang pendek menjadi panjang, seperti dzikir yang berbunyi :
سبحان اللّه العظيم وبحمده عدد خلقه ورضانفسه وزنة عرشه ومداد كلماته
Maha suci Allah yang Maha Agung dan segala puji bagi-Nya, ( kalimat ini kuucapkan ) sebanyak jumlah ciptaan-Nya, sesuai dengan yang ia sukai, seberat timbangan Arsy-Nya dan setara dengan jumlah kata-kata-Nya.
Jika sebelumnya kau sedikit melakukan shalat dan puasa sunah, maka perbaikilah kekuranganmu dengan banyak bershalawat kepada Rasulullah saw. Andaikata sepanjang hidupmu engkau melakukan segala jenis ketaatan dan kemudian Allah swt bershalawat kepadamu sekali saja, maka satu shalawat Allah ini akan mengalahkan semua amalmu itu. Sebab, engkau bershalawat kepada Rasulullah sesuai dengan kekuatanmu, sedangkan Allah swt bershalawat kepadamu sesuai dengan kebesaran-Nya. Ini jika Allah swt bershalawat kepadamu sekali, lalu bagaimana jika Allah swt membalas setiap shalawatmu dengan sepuluh shalawat sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah Hadits Shahih?
Betapa indah hidup ini jika kau isi dengan ketaatan kepada Allah swt, dengan berdzikir kepada-Nya dan bershalawat kepada Rasulullah saw."

"Orang yang menggunakan masa sehatnya untuk bermaksiat kepada Allah swt adalah seperti seorang anak yang mendapat warisan dari ayahnya sebesar seribu dinar, kemudian ia gunakan semua uang itu untuk membeli ular dan kalajengking yang sangat berbisa yang kemudian mengelilingi dan menggigitnya. Bukankah ular dan kalajengking tersebut akan membunuhnya?
Kamu gunakan masa sehatmu untuk bermaksiat kepada Allah swt, maka nilaimu adalah seperti burung pemakan bangkai yang terbang berkeliling mencari bangkai, dimana pun ia dapatkan, maka ia segera mendarat.
Jadilah seperti tawon, kecil tetapi memiliki cita-cita yang mulia. Ia hisap wewangian dan ia produksi madu yang enak.
Engkau sudah terlalu lama bergelimang kemaksiatan, kini terjunlah ke dalam hal-hal yang dicintai Allah 'Azza wa Jalla.
Telah kujelaskan hakikat permasahan ini kepadamu, tetapi orang yang lalai tidak akan sadar meskipun memperoleh berbagai rencana. Sebab wanita yang kurang waras akalnya ketika putranya mati, ia justru tertawa. Begitu pula dirimu, engkau tinggalkan shalat malam, puasa sunah dan berbagai amal shaleh lain yang dapat kau kerjakan dengan seluruh anggota tubuhmu, tetapi tidak sedikitpun engkau merasa sakit. Kelalaian telah membunuh hatimu. Orang hidup akan merasa sakit ketika tertusuk jarum, akan tetapi, sesosok mayat tidak akan merasa sakit meskipun tubuhnya di potong-potong dengan sebilah pedang.
Saat ini hatimu sedang mati, karena itu duduklah di majelis yang penuh hikmah,sebab, di dalamnya terdapat hembusan karunia dari surga. Hembusan karunia itu dapat kamu temukan di rumahmu, di perjalananmu. Jangan tinggalkan majelis hikmah ( majelis ilmu ), andaikata dirimu masih melakukan banyak maksiat, jangan berkata :
Apa manfaatnya aku datang ke majelis ilmu, sedangkan aku senantiasa bermaksiat dan tidak mampu meninggalkannya.
Akan tetapi, lepaskan busur panahmu selalu, jika hari ini tidak tepat sasaran, bisa jadi besok tepat sasaran."

"Engkau hendaknya berpikir untuk melakukan amal sebaik mungkin, bukan sebanyak mungkin. Banyak amal jika tidak dilakukan dengan baik adalah seperti pakaian yang banyak jumlahnya, tetapi harganya murah harganya. Sedangkan sedikit amal tetapi berkualitas ( dikerjakan dengan baik ) adalah seperti sedikit pakaian tetapi mahal harganya.
Amal yang berkualitas ( dikerjakan dengan baik ) adalah seperti sebuah intan berlian, kecil bentuknya tetapi mahal harganya. Orang yang menjadikan hatinya selalu ingat kepada Allah swt dan berjuang untuk melindungi hatinya dari pengaruh hawa nafsu, maka itu lebih utama daripada banyak melakukan shalat dan puasa sunah ( tetapi hatinya dikuasai hawa nafsu ).
Orang yang melakukan shalat dengan hati lalai adalah seperti seseorang yang menghadiahkan seratus peti kosong kepada seorang raja, tentunya sang raja akan marah dan selalu mengingat perbuatan buruknya ini.
Sedangkan orang yang shalat dengan hati yang hadir ( khusyuk ), adalah seperti seorang yang menghdiahkan sebutir intan berlian seratus dinar kepada seorang raja, sang raja pun akan mengingat dan memujinya selalu."

"suatu perbuatan paling berbahaya yang harus kamu waspadai adalah dosa-dosa kecil. Sebab, ketika berbuat dosa besar, engkau menyadari bahayanya dan segera bertobat. Tetapi, terhadap dosa-dosa kecil, engkau seringkali meremehkannya dan tidak bertobat darinya. Engkau seperti seorang diselamatkan oleh Allah swt dari kejaran seekor harimau ( pemisalan dosa besar ), tetapi kemudian bertemu dan diterkam oleh lima puluh ekor srigala ( pemisalan dosa kecil ).
Allah Ta'ala mewahyukan :
وتحسبونه هينا وهو عند اللّه عظيم

Kalian menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah swt adalah besar. ( An-Nur, 24 : 15 ).
Dosa besar jika disandarkan pada kemurahan Allah swt menjadi kecil. Sedangkan dosa-dosa kecil jika kau lakukan secara terus-menerus menjadi dosa besar. Racun meskipun sedikit mampu membunuh. Dosa kecil itu ibarat percikan-percikan api. Percikan api kadang mampu membakar sebuah kota. Dan pada hakikatnya api yang berkobar berasal dari percikan-percikan api kecil."

"Ukurlah dirimu dengan shalat. Jika ketika shalat engkau tidak memikirkan segala sesuatu selain Allah swt, maka berbahagialah. Tetapi, jika tidak demikian, maka tangisilah dirimu setiap kali kau gerakkan kakimu menuju shalat.
Pernahkah engkau melihat seorang kekasih tidak ingin bertemu kekasihnya? Allah Ta'ala mewahyukan :
إنّ الصّلاة تنهى عن الفحشآء والمنكر

Sesungguhnya shalat akan mencegah dari ( perbuatan-perbuatan ) keji dan mungkar.
( Al-Ankabut, 29 : 45 )
Barangsiapa ingin mengetahui kedudukannya di sisi Allah swt, maka ia perhatikan bagaimana shalatnya, ia kerjakan dengan tenang dan khusyuk, atau dengan tergesa-gesa dan lalai. Jika shalat tersebut ternyata kau lakukan dengan lalai dan tergesa-gesa, maka taburkanlah pasir ke wajahmu.
Seseorang yang duduk bersama penjual parfum akan mencium aroma wanginya. Sedangkan shalat adalah sebuah ibadah yang seakan-akan kita sedang duduk bersama Allah swt. Jika engkau duduk bersama Allah swt, tetapi tidak memperoleh apa-apa, itu tandanya dalam hatimu terdapat penyakit, entah itu kesombongan, berbangga diri atau ketidak sopanan.
Allah swt mewahyukan :
سأصرف عن آياتي الذ ين يتكبّرون في الأرض بغير الحقّ
Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku. ( Al-A'raf, 7 : 146 ).
Selepas shalat ia tidak pantas bergegas ( tergesa-gesa ) untuk meninggalkan tempat shalatnya. Akan tetapi, hendaknya dia berdzikir kepada Allah swt dan beristigfar memohon ampun kepada-Nya atas segala kekurangan yang ia lakukan di dalam shalatnya. Berapa banyak shalat yang tidak layak untuk diterima Allah swt, tetapi setelah engkau beristigfar memohon ampun kepada-Nya atas shalat tersebut, Allah swt kemudian menerimanya. Dahulu Rasulullah saw selepas shalat beristigfar sebanyak tiga kali."

"Sesungguhnya orang yang bermaksiat kepada Allah adalah dia yang tidak mengenal siksa-Nya, dan orang yang tidak taat kepada-Nya adalah dia yang tidak mengetahui pahala yang IA sediakan.
Andaikata mereka melihat siksa neraka, tentu mereka tidak akan lalai. Dan andaikata mereka melihat berbagai kenikmatan yang disediakan Allah swt bagi penghuni surga, tentu sekejap pun mereka tidak akan meninggalkan ibadah."

"Jika engkau berteman dengan para pecinta dunia, mereka akan menyeretmu untuk mencintai dunia. Jika engkau berteman dengan para pecinta Akhirat, maka mereka akan membawamu untuk mencintai Allah swt.
Rasulullah saw bersabda :
يحشر المرء على دين خليله, فلينظر أحد كم من يخالل
Seseorang akan dikumpulkan sesuai dengan agama temannya, oleh karena itu, setiap orang dari kalian hendaknya memperhatikan siapa yang ia jadikan sebagai teman.
( HR. tirmidzi, Abu Daud dan Ahmad dengan matan berbeda ).
Sebagaimana ketika akan makan engkau memilih makanan yang enak dan tidak berbahaya dan juga ketika akan menikah kau pilih wanita cantik, maka ketika akan berteman pilihlah orang yang dapat menunjukkan kepadamu jalan menuju keridhaan Allah swt.
Ketahuilah, sesungguhnya kamu memiliki tiga teman :
1. Harta, ia akan meninggalkanmu saat kau mati.
2. Keluarga, mereka akan meninggalkanmu sendirian di dalam kubur.
3. Amal, ia tidak akan pernah meninggalkanmu.
Oleh karena itu, pilihlah teman yang tidak akan meninggalkanmu sendirian di dalam kubur dan akan akan selalu menghiburmu ( yaitu amal shaleh )."

"Jika seorang hamba sombong, merasa mulia dan berbangga diri dengan ibadahnya, kemudian dia menuntut orang lain untuk memenuhi hak-haknya dan ia sendiri tidak berusaha memenuhi hak mereka, maka orang seperti ini dikhawatirkan akan meninggal dengan cara yang buruk ( Suul khatimah ), semoga Allah swt melindungi kita darinya.
Jika seorang hamba berbuat maksiat, tetapi engkau perhatikan dia menangis, sedih, hatinya hancur, merasa hina dan merendahkan diri kepada orang-orang yang shaleh, mengunjungi mereka dan mengakui dirinya penuh kesalahan, maka orang yang seperti ini memiliki peluang untuk meninggal dengan cara yang baik ( Husnul Khatimah )."

"Jika kau ingin bermaksiat kepada Allah swt, maka lakukanlah di tempat dimana DIA tidak melihatmu dan dengan kekuatan yang tidak berasal dari-Nya, dan kedua hal ini mustahil dapat kamu lakukan, sebab semua yang kau gunakan untuk bermaksiat adalah nikmat-Nya.
Kau gunakan nikmat yang IA anugerahkan untuk bermaksiat kepada-Nya. Bahkan kau sangat ahli bermaksiat dalam berbagai bidang. Terkadang engkau menggunjing, terkadang mengadu domba dan terkadang memandang yang haram. Ibadah yang kau bangun selama tujuh puluh tahun kau robohkan dalam sekejap.
Hai penghancur ketaatan, Allah swt menjadikanmu miskin adalah agar kau berdoa' dan memohon kepada-Nya.
Hai orang yang menenggelamkan nafsunya dalam berbagai keinginan jahat dan maksiat, andai saja kau beri nafsumu hal-hal yang mubah ( tidak berdosa dan tidak berpahala ).
Mengapa engkau tidak mencintai DIA yang ketika kau berbuat buruk kepada-Nya, justru memberimu berbagai nikmat dan bermurah kepadamu?"

"Jika ingin membersihkan air maka akan kau singkirkan segala hal yang dapat mengotorinya. Anggota tubuhmu ini seperti selokan-selokan yang bermuara ke hati. Karena itu jangan kau alirkan kotoran ke dalam hatimu, seperti pergunjingan, pengadu dombaan, ucapan yang buruk, pandangan yang haram dan lain sebagainya.
Hati akan bercahaya dengan memakan makanan halal, berdzikir, membaca Al-Qur'an dan menjaga mata dari pandangan yang tidak mendatangkan pahala, pandangan yang kurang disukai agama dan pandangan yang haram. Jangan biarkan matamu memandang sesuatu, kecuali jika pandangan itu menambah ilmu dan hikmahmu."

Senin, 12 Juni 2017

Audio dalam Video: Subhanallah


Audio dalam video ini berisi tasbih, zikir dan doa




Link untuk download video ini:
http://www.youtube.com/watch?v=k5G0bDufkLI
Buku Yasin dan Tahlil versi Ahlul Bait

AMALAN DAN DOA MALAM IDUL FITRI


Malam Idul Fitri adalah malam yang mulia, malam pertama bulan Syawal. Di dalam banyak riwayat disebutkan tentang keutamaan ibadah di dalamnya dan menghidukan malam ini.
Amalan dan doa-doa berikut ini saya kutipkan dari kitab Mafâtihul Jinân, kunci-kunci surga. Salah satu kitab kumpulan amalan dan doa-doa dari Rasulullah saw dan Ahlul baitnya (sa). Amalan dan doa di malam Idul Fitri sebagai berikut:

Pertama: Mandi Sunnah ketika matahari terbenam.
Kedua: Menghidupkan malam ‘Id dengan shalat sunnah, doa, dan istighfar.

Ketiga: Membaca doa berikut sesudah shalat Maghrib, Isya’, Subuh, dan sesudah shalat ‘Id:
اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ لا اِلهَ إلاّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ، اللهُ اَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ، الْحَمْدُ للهِ عَلى ما هَدانا وَلَهُ الشُّكْرُ على ما اَوْلانا
Allâhu Akbar Allâhu Akbar, Lâ ila illallâh wallâhu Akbar. Al-hamdu lillâhi ‘alâ mâ hadânâ wa lahusy syukru  ‘alâ mâ awlaynâ.
Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, tiada tuhan kecuali Allah, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, segala puji milik Allah; Alhamdulillah kami panjatkan puji pada-Nya yang telah menunjuki kami, kami sampaikan rasa syukur pada-Nya yang telah menyayangi kami.
Keempat: Membaca doa berikut ini sesudah shalat Maghrib dan sesudah shalat sunnah nafilah Maghrib:
يا ذَا الْمَنِّ وَالطَّوْلِ يا ذَا الْجُودِ، يا مُصْطَفِيَ مُحَمَّد وَناصِرَهُ، صَلِّ عَلى مُحَمَّد وَآل مُحَمَّد، وَاغْفِرْ لي كُلَّ ذَنْب اَحْصَيْتَهُ وَهُوَ عِنْدَكَ في كِتاب مُبين
Yâ Dzal manni wath-thawli, yâ Dzal jûd, yâ Musthafiya Muhammadin wa Nâshirahu, shalli ‘alâ Muhammadin wa âli Muhammad, waghfir-lî kulla dzanbin ahshaytahu, wa huwa ‘indaka fî kitâbin mubîn.
Wahai Yang Memiliki karunia dan anugrah, wahai Yang Memiliki kedermawanan, wahai Yang Memilih Muhammad dan Menolongnya, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan Keluarga Muhammad, dan ampuni seluruh dosaku yang telah Kau hitung, ia ada di sisi-Mu di dalam Kitab yang nyata.
 Kemudian sujud sambil membaca (100 kali):

اَتُوبُ اِلَى الله
Atûbu ilallâh
Aku bertaubat kepada Allah.

Kemudian memohon kepada Allah hajat yang diinginkan, insya Allah diijabah.
Kelima: Ziarah (membaca doa ziarah) kepada Imam Husein (sa)
Keenam: Membaca doa berikut (10 kali):
بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل على محمد وآل محمد
يَادَآئِمَ اْلفَضْلِ عَلَى اْلبَرِيَّةِ،  يَا بَاسِطَ اْليَدَيْنِ بِالْعَطِيَّةِ، يَاصَاحِبَ الْمَوَاهِبِ السَّنِيَّةِ صَلِّ عَلى مُحَمَّدٍ وَآلِهِ خَيْرِ الْوَرَى سَجِيَّةً، وَاغْفِرْ لَنَا يَا ذَا الْعُلَى فِي هَذِهِ الْعَشِيَّةِ
Yâ Dâimal fadhli ‘alal bariyyah, yâ Bâsithal yadayni bil-’athiyyah, yâ Shâhibal mawâhibis saniyyah, shalli ‘alâ Muhammadin wa âlihi khayriwarâ sajiyyah, waghfir lanâ yâ Dzal ‘ulâ fî hâdzihil ‘asyiyyah.
Wahai Yang Selalu Memberi karunia pada makhluk-Nya, wahai yang tangan-Nya terbuka dengan pemberian-Nya, wahai Pemilik karunia yang mulia, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarganya manusia yang terbaik akhlaknya, dan ampuni kami pada malam ini wahai Yang Maha Mulia.
Ketujuh: Shalat 10 rakaat seperti shalat pada malam terakhir bulan Ramadhan.
Kedelapan: Shalat dua rakaat bakdah shalat Maghrib dan nafilah maghrib. Rakaat pertama setelah Fatihah membaca Surat Al-Ikhlash (1000 kali) atau (100 kali). Pada rakaat kedua setelah Fatihah membaca Surat Al-Ikhlash (sekali). Kemudian sujud setelah salam seraya membaca:

اَتُوبُ اِلَى الله
Atûbu ilallâh
Aku bertaubat kepada Allah

Kemudian membaca:
يا ذَا الْمَنِّ وَالطَّوْلِ، يا مُصْطَفِيَ مُحَمَّد صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ، صَلِّ عَلى مُحَمَّد وَآلِهِ وَافْعَلْ بي كَذا
وَكَذا
Yâ Dzal manni wal jûd, yâ Dzal manni wath-thawli, yâ Mushthafiya Muhammadin shallallâhu ‘alayhi wa âlihi, shalli ‘alâ Muhammadin wa ‘âlihi waf’al-bî kadzâ wa kadzâ.
Wahai Yang Memiliki karunia dan kedermawanan, wahai Yang Memiliki karunia dan anugrah, wahai Yang Memilih Muhammad saw dan keluarganya, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarganya, dan lakukan padaku demikian dan demikian.
Kemudian mohonlah hajat Anda kepada Allah, insya Allah diijabah. Selanjutnya membaca doa Asma-asma Allah (akan disebutkan tersendiri).
Kesembilan: Shalat 14 rakaat. Setiap rakaat setelah Fatihah  membaca ayat Kursi (sekali) dan Surat  Al-Ikhlash (3 kali).
Kesepuluh: Mandi sunnah di akhir malam, kemudian pergi ke Mushalla atau Masjid, duduk dan berdzikir sehingga terbit fajar.
(Mafâtihul Jinân: bab 2, pasal 4, amalan bulan Syawal

ADAB DAN DOA ZIARAH KUBUR

ADAB DAN DOA ZIARAH KUBUR

Pertama: Ketika memasuki areal kuburan mengucapkan salam.
Abdullah bin Sinan pernah bertanya kepada Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa): Bagaimana cara mengucapkan salam kepada penghuni kubur? Beliau menjawab: Ucapkan:
اَلسَّلاَمُ عَلَى اَهلِ الدِّيَارِ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُسْلِمِيْنَ اَنْتُمْ لَنَا فَرْطٌ وَنَحْنُ اِنْ شَآءَ اللهُ بِكُمْ لاَحِقُوْنَ
Assalâmu ‘alâ ahlid diyâr, minal mu’minîna wal muslimîn, antum lanâ farthun, wa nahnu insyâallâhu bikum lâhiqûn.
Salam atas para penghuni kubur, mukminin dan muslimin, engkau telah mendahului kami, dan insya Allah kami akan menyusulmu.

Atau mengucapkan salam seperti yang diajarkan oleh Imam Ali bin Abi Thalib (sa):
اَلسَّلاَمُ عَلَى اَهْلِ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ مِنْ اَهْلِ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ، يَا اَهْلَ لاَ اِلَهَ اِلاَّ بِحَقِّ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ كَيْفَ وَجَدْتُمْ قَوْلَ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ مِنْ لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ، يَا لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ بِحَقِّ لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ اِغْفِـرْ لِمَنْ قَالَ لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ، وَاحْشَـرْنَا فِي زُمْرَةِ مَنْ قَالَ لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ عَلِيٌّ وَلِيُّ اللهِ
Assâlamu ‘alâ ahli lâ ilâha illallâh min ahli lâ ilâha illallâh , ya ahla lâ ilâha illallâh bihaqqi lâ ilâha illallâh kayfa wajadtum qawla lâ ilâha illallâh min lâ ilâha illallâh, ya lâ ilâha illallâh bihaqqi lâ ilâha illallâh ighfir liman qâla lâ ilâha illallâh, wahsyurnâ fî zumrati man qâla lâ ilâha illallâh Muhammadun Rasûlullâh ‘Aliyyun waliyullâh.
Salam bagi yang mengucapkan la ilaha illallah dari yang mengucapkan la ilaha illallah, wahai yang mengucapkan kalimah la ilaha illallah dengan hak la ilaha illallah, bagaimana kamu memperoleh kalimah la ilaha illallah dari la ilaha illallah, wahai la ilaha illallah dengan hak la ilaha illallah ampuni orang yang membaca kalimah la ilaha illallah, dan himpunlah kami ke dalam golongan orang yang mengu¬cap¬kan la ilaha illallah Muhammadur rasululullah Aliyyun waliyyullah.
Imam Ali bin Abi Thalib (sa) berkata: “Barangsiapa yang memasuki areal kuburan, lalu mengucapkan (salam tersebut), Allah memberinya pahala kebaikan 50 tahun, dan mengampuni dosanya serta dosa kedua orang tuanya 50 tahun.”
Kedua: membaca:
1. Surat Al-Qadar (7 kali),
2. Surat Al-Fatihah (3 kali),
3. Surat Al-Falaq (3 kali),
4. Surat An-Nas (3 kali),
5. Surat Al-Ikhlash (3 kali),
6. Ayat Kursi (3 kali).
Dalam suatu hadis disebutkan: “Barangsiapa yang membaca surat Al-Qadar (7 kali) di kuburan seorang mukmin, Allah mengutus malaikat padanya untuk beribadah di dekat kuburannya, dan mencatat bagi si mayit pahala dari ibadah yang dilakukan oleh malaikat itu sehingga Allah memasukkan ia ke surga. Dan dalam membaca surat Al-Qadar disertai surat Al-Falaq, An-Nas, Al-Ikhlash dan Ayat kursi, masing-masing (3 kali).”
Ketiga: Membaca doa berikut ini (3 kali):
اَللَّهُمَّ اِنِّي اَسْئَلُكَ بِحَقِّ مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ اَنْ لاَتُعَذِّبَ هَذَا الْمَيِّتِ
Allâhumma innî as-aluka bihaqqi Muhammadin wa âli Muhammad an lâ tu’adzdziba hâdzal may¬yit.
Ya Allah, aku memohon pada-Mu dengan hak Muhammad dan keluarga Muhammad janganlah azab penghuni kubur ini.
Rasulullah saw bersabda:
“Tidak ada seorang pun yang membaca doa tersebut (3 kali) di kuburan seorang mayit, kecuali Allah menjauhkan darinya azab hari kiamat.”
Keempat: Meletakkan tangan di kuburannya sambil membaca doa berikut:
اَللَّهُمَّ ارْحَمْ غُرْبَتَهُ، وَصِلْ وَحْدَتَهُ، وَاَنِسْ وَحْشَتَهُ، وَاَمِنْ رَوْعَتَهُ، وَاَسْكِنْ اِلَيْهِ مِنْ رَحْمَتِكَ يَسْـتَغْنِي بِهَا عَنْ رَحْمَةٍ مِنْ سِوَاكَ، وَاَلْحِقْهُ بِمَنْ كَانَ يَتَوَلاَّهُ
Allâhumarham ghurbatahu, wa shil wahdatahu, wa anis wahsyatahu, wa amin raw‘atahu, wa askin ilayhi min rahmatika yastaghnî bihâ ‘an rahmatin min siwâka, wa alhiqhu biman kâma yatawallâhu.
Ya Allah, kasihi keterasingannya, sambungkan kesendiriannya, hiburlah kesepiannya, tenteramkan kekhawatirannya, tenangkan ia dengan rahmat-Mu yang dengannya tidak membutuhkan kasih sayang dari selain-Mu, dan susulkan ia kepada orang yang ia cintai.
Ibnu Thawus mengatakan: Jika kamu hendak berziarah ke kuburan orang-orang mukmin, maka hendaknya hari Kamis, jika tidak, maka waktu tertentu yang kamu kehendaki, menghadap ke kiblat sambil meletakkan tangan pada kuburannya dan membaca doa tersebut.
Muhammad bin Muslim pernah bertanya kepada Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa): Bolehkah kami berziarah ke orang-orang yang telah meningga? Beliau menjawab: Boleh. Kemudian aku bertanya lagi: Apakah mereka mengenal kami ketika kami berziarah kepada mereka? Beliau menjawab: “Demi Allah, mereka mengenal kalian, mereka bahagia dan terhibur dengan kehadiran kalian.” Aku bertanya lagi: Apa yang baca ketika kami berziarah kepada mereka? Beliau menjawab: bacalah doa ini:
اللَّهُمَّ جَافِ اْلاَرْضَ عَنْ جُنُوبِهِمْ وَ صَاعِدْ إِلَيْكَ أَرْوَاحَهُمْ وَ لَقِّهِمْ مِنْكَ رِضْوَانًا وَ أَسْكِنْ إِلَيْهِمْ مِنْ رَحْمَتِكَ مَا تَصِلُ بِهِ وَحْدَتَهُمْ وَ تُونِسُ بِهِ وَحْشَتَهُمْ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْ‏ءٍ قَدِيرٌ
Allâhumma jâfil ardha ‘an junûbihim, wa shâ’id ilayka arwâhahum, wa laqqihim minka ridhwânâ, wa askin ilayhim mir rahmatika mâ tashilu bihi wahdatahum, wa tûnisu bihi wahsyatahum, innaka ‘alâ kulli syay-in qadîr.
Ya Allah, luaskan kuburan mereka, muliakan arwah mereka, sampaikan mereka pada ridha-Mu, tenteramkan mereka dengan rahmat-Mu, rahmat yang menyambungkan kesendirian mereka, yang menghibur kesepian mereka. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
(Disarikan dari kitab Mafatihul Jinan, pasal 10, hlm 567-570)

DO'A RAMADHAN

DOA BAKDAH SHALAT FARDHU DI BULAN RAMADHAN



Doa untuk Kebahagiaan Ahli Kubur
Doa ini dibaca setiap bakdah shalat fardhu.
Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang membaca doa ini setiap sesudah shalat fardhu di bulan Ramadhan, Allah akan mengampuni dosa-dosanya sampai hari kiamat.”
بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل على محمد وآل محمد
اَللَّهُمَّ اَدْخِلْ عَلَى اَهْلِ الْقُبُوْرِ السُّرُوْرَ اَللَّهُمَّ اَغْنِ كُلَّ فَقِيْرٍ، اَللَّهُمَّ اَشْبِعْ كُلَّ جَائِعٍ، اَللَّهُمَّ اكْسُ كُلَّ عُرْيَانٍ، اَللَّهُمَّ اقْضِ دَيْنَ كُلِّ مَدِيْنٍ، اَللَّهُمَّ فَرِّجْ عَنْ كُلِّ مَكْرُوْبٍ، اَللَّهُمَّ رُدَّ كُلَّ غَرِيْبٍ، اَللَّهُمَّ فُكَّ كُلَّ اَسِيْرٍ، اَللَّهُمَّ اَصْلِحْ كُلَّ فَاسِدٍ مِنْ اُمُوْرِ الْمُسْلِمِيْنَ، اَللَّهُمَّ اشْفِ كُلَّ مَرِيْضٍ، اللَّهُمَّ سُدَّ فَقْرَنَا بِغِنَاكَ، اَللَّهُمَّ غَيِّرْ سُوْءَ حَالِنَا بِحُسْنِ حَالِكَ، اَللَّهُمَّ اقْضِ عَنَّا الدَّيْنَ وَاَغْنِنَا مِنَ الْفَقْرِ، اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ.
Bismillâhir Rahmânir Rahîm
Allâhumma shalli ‘alâ Muhammad wa âli Muhammad
Allâhumma adkhil ‘alâ ahlil quburis surûr. Allâhumma aghni kulla faqîr. Allâhumma asybi’ kulla jâ-i’. Allâhumma aksu kulla ‘uryân. Allâhummaqdhi dayna kulli madîn. Allâhumma farrij ‘an kulli makrûb. Allâhumma rudda kulla gharîb. Allâhumma fukka kulla asîr. Allâhumma ashlih kulla fâsidin min umuril muslimîn. Allâhummasyfi kulla marîdh. Allâhumma mudda faqranâ bighinâk. Allâhumma ghayyir sû-a hâlina bi-husni hâlik. Allâhummaqdhi ‘annad dayna wa aghninâ minal faqri innaka ‘alâ kulli syay-in qadîr.
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya
Ya Allah, masukkan kebahagiaan kepada penghuni kubur. Ya Allah, kayakan setiap yang fakir. Ya Allah, kenyangkan setiap yang lapar. Ya Allah, beri pakaian setiap yang telanjang. Ya Allah, tunaikan utang setiap yang berutang. Ya Allah, bahagiakan setiap yang menderita. Ya Allah, kembalikan setiap yang terasing. Ya Allah, bebaskan setiap yang tertawan. Ya Allah, perbaiki setiap yang rusak dari urusan kaum muslimin. Ya Allah, sembuhkan setiap yang sakit. Ya Allah, kayakan kami dengan kekayaan-Mu. Ya Allah, rubahlah keburukan keadaan kami dengan kebaikan keadaan-Mu. Ya Allah, tunaikan utang kami dan kayakan kefakiran kami karena sensungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
(Mafâtihul Jinân: bab 2, pasal 3)
Doa Haji
Doa ini dibaca setiap bakdah shalat fardhu
Imam Ja’far Ash-Shadiq dan Imam Musa Al-Kazhim berkata (sa): “Hendaknya kamu membaca doa ini di bulan Ramadhan dari awal hingga akhir, setiap bakdah shalat fardhu.”
بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل على محمد وآل محمد
اَللَّهُمَّ ارْزُقْنِي حَجَّ بَيْتِكَ الْحَرَامِ فِي عَامِي هَذَا وَفِي كُلِّ عَامٍ مَا اَبْقَيْتَنِي فِي يُسْرٍ مِنْكَ وَعَافِيَةٍ، وَسَعَةِ رِزْقٍ، وَلاَ تُخْلِنِي مِنْ تِلْكَ الْمَوَاقِفِ الْكَرِيْمَةِ، وَالْمَشَاهِدِ الشَّرِيْفَةِ، وَزِيَارَةِ قَبْرِ نَبِيِّكَ صَلَوَاتُكَ عَلَيْهِ وَآلِهِ، وَفِي جَمِيْعِ حَوَائِجِ الدُّنْيَا وَاْلاَخِرَةِ فَكُنْ لِي.
اَللَّهُمَّ اِنِّي اَسْاَلُكَ فِيْمَا تَقْضِي وَتُقَدِّرُ مِنَ اْلاَمْرِ الَْمَحْتُومِ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ، مِنَ الْقَضَاءِ الَّذِي لاَ يُرَدُّ وَلاَ يُبَدَّلُ، اَنْ تَكْتُبَنِي مِنْ حُجَّاجِ بَيْتِكَ الْحَرَامِ، الْمَبْرُورِ حَجُّهُمْ، الْمَشْكُورِ سَعْيُهُمْ، الْمَغْفُورِ ذُنُوبُهُمْ، الْمُكَفَّرِ عَنْهُمْ سَيِّئَاتُهُمْ، وَاجْعَلْ فِيْمَا تَقْضِي وَتُقَدِّرُ، اَنْ تُطِيْلَ عُمْرِي، وَتُوَسِّعَ عَلَيَّ رِزْقِي، وَتُؤدِّى عَنِّي اَمَانَتِي وَدَيْنِي آمِيْنَ رَبَّ الْعَالَمِيْن.َ
Bismillâhir Rahmânir Rahîm
Allâhumma shalli ‘alâ Muhammad wa âli Muhammad
Allâhummarzuqnî hajja baytikal harâmi fî ‘âmi hâdzâ wa fî kulli ‘âmin, mâ abqaytanî fî yusrin minka wa ’âfiyatin wa sa’ati rizqin. Walâ tukhlinî min tilkal mawâqifil karîmah, walmusyâhidilsy syarîfah, wa ziyârati qabri nabiyyika shalawâtuka ‘alayhi wa âlihi, wa fî jamî’i hawâijid dun-ya wal-âkhirati fakunlî.
Allâhumma innî as-aluka fîmâ taqdhî wa tuqaddiru minal amril mahtûmi fî laylatil qadri minal qadhâil ladzî la yuraddu walâ yubaddal, an taktubani min hujjâji baytikal harâm, almabrûri hajjuhum, almasykûri sa’yuhum, almaghfûri dzunûbuhum, almukaffari ‘anhum sayyiâtuhum, waj’al fîmâ taqdhî wa tuqaddiru an tuthîla ‘umrî fî thâ’atika, wa tuwassi’a ‘alayya rizqî, wa tuaddiya ‘annî amânatî wa daynî, âmin yâ Rabbal ‘âlamîn.
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya
Ya Allah, anugerahkan padaku haji ke rumah-Mu yang mulia pada tahun ini dan setiap tahun, selama Kau hidupkan aku dalam kemudahan, keselamatan dan keluasan rizki dari-Mu. Jangan sia-siakan aku dari tempat-tempat yang mulia, pusara-pusara yang agung, dan berziarah ke kubur Nabi-Mu saw Tolonglah aku untuk mencapai semua keperluanku di dunia dan akhirat.
Ya Allah, aku bermohon pada-Mu, catatlah aku dalam ketetapan dan takdir-Mu yang Kau tetapkan pada malam Al-Qadar, ketetapan yang tak tertolakkan dan tergantikan, sebagai orang yang tergolong kepada mereka yang melakukan haji ke rumah-Mu yang mulia, yang terima haji mereka, yang diridhai sa’i mereka, yang diampuni dosa-dosa mereka, yang tertutupi kejelekan-kejelekan mereka. Dan dalam ketetapan dan takdir-Mu itu, panjangkan umurku dalam ketaatan pada-Mu, luaskan rizkiku, tunaikan amanatku dan utangku, amin ya Rabbal ‘Alamin.
Kemudian membaca doa berikut:
يَا عَلِيُّ يَا عَظِيمُ، يَا غَفُورُ يَا رَحِيمُ، اَنْتَ الرَّبُّ الْعَظِيمُ الَّذِي لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيءٌ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ، وَهَذَا شَهْرٌ عَظَّمْتَهُ وَكَرَّمْتَهْ، وَشَرَّفْتَهُ وَفَضَّلْتَهُ عَلَى الشُّهُورِ، وَهُوَ الشَّهْرُ الَّذِي فَرَضْتَ صِيَامَهُ عَلَيَّ، وَهُوَ شَهْرُ رَمَضَانَ، الَّذِي اَنْزَلْتَ فِيْهِ الْقُرْآنَ، هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانَ، وَجَعَلْتَ فِيْهِ لَيْلَةَ الْقَدْرِ، وَجَعَلْتَهَا خَيْراً مِنْ اَلْفِ شَهْرٍ، فَيَا ذَا الْمَنِّ وَلاَ يُمَنُّ عَلَيْكَ، مُنَّ عَلَيَّ بِفَكَاكِ رَقَبَتِي مِنَ النَّارِ فِيْمَنْ تَمُنَّ عَلَيْهِ، وَاَدْخِلْنِى الْجَنَّةَ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرّاحِمينَ.
Yâ ‘Aliyyu yâ ‘Azhîmu yâ Ghafûru yâ Rahîm, Antar Rabbul ‘azhîm alladzî laysa kamislihi syay-un, wa Huwas Samî’ul Bashîr, wa hâdzâ syahrun ‘azhzhamtahu wa karramtahu, wa syarraftahu wa fadhdhaltahu ‘alasy syuhûr, wa huwasy syahrul ladzî faradhta shiyâmahu ‘alayya, wa huwa syahru ramadhânal ladzî anzalta fîhil qur-ân, wa hudan linnâsi wa bayyinâtin minal hudâ wal furqân, wa ja’alta fîhi laylatal qadri, wa ja’altahâ khayran min alfi syahr, fa-yâ Dzal manni walâ yumannu ‘alayka, munna ‘alayya bi-fakâki raqabatî minnâri fîman tamunna ‘alayhi, wa-adkhilnil jannata bi-rahmatika yâ Arhamar râhimîn.
Wahai Yang Maha Mulia, wahai Yang Maha Agung, wahai Yang Maha Pengampun, wahai Yang Maha Pengasih. Engkau Tuhan Yang Agung, tiada sekutu bagi-Nya, Dia Maha Mendengar dan Maha Melihat. Bulan ini adalah bulan yang Kau agungkan dan Kau muliakan di atas semua bulan, bulan yang Kau wajibkan padaku berpuasa, bulan Ramadhan yang di dalamnya Kau turunkan Al-Qur’an petunjuk bagi manusia, keterangan dari petunjuk dan penjelasan; di dalamnya Kau turunkan malam Al-Qadar, dan Kau jadikan malam itu lebih baik dari seribu bulan. Untuk itu, wahai Yang Memiliki karunia dan tidak dikaruniai, berikan padaku karunia-Mu keselamatan dari api neraka seperti karunia orang yang telah Kau beri karunia, dan masukkan aku ke surga dengan rahmat-Mu wahai Yang Maha Pengasih dari segala yang mengasihi.
(Mafâtihul Jinân: bab 2, pasal 3)
Doa haji dan Hajat
Syeikh Abbas Al-Qumi mengatakan: doa ini dinamai Doa haji. Dalam kitab Al-Iqbal diriwayatkan dari Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) bahwa doa ini dibaca di malam-malam Ramadhan, bakdah shalat Maghrib.
Dalam kitab Al-Baladul Amin disebutkan bahwa doa ini sangat dianjurkan untuk dibaca pada malam pertama bulan Ramadhan.
بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل على محمد وآل محمد
اَللَّهُمَّ اِنِّي بِكَ وَمِنْكَ اَطْلُبُ حَاجَتِي، وَمَنْ طَلَبَ حَاجَةً اِلَى النَّاسِ فَاِنِّي لاَ اَطْلُبُ حَاجَتِي إلاَّ مِنْكَ وَحْدَكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ، وَاَسْاَلُكَ بِفَضْلِكَ وَرِضْوَانِكَ اَنْ تُصَلِّيَ عَلَى مُحَمَّدٍ وَأَهْلِ بَيْتِهِ، وَاَنْ تَجْعَلَ لِي فِي عَامِي هَذَا اِلَى بَيْتِكَ الْحَرَامِ سَبِيْلاً حِجَّةً مَبْرُوْرَةً مُتَقبَّلَةً زَاكِيَةً خَالِصَةً، لَكَ تَقَرُّ بِهَا عَيْنِي، وَتَرْفَعُ بِهَا دَرَجَتِي، وَتَرْزُقَنِي اَنْ اَغُضَّ بَصَرِي، وَاَنْ اَحْفَظَ فَرْجِي، وَاَنْ اَكُفَّ بِهَا عَنْ جَمِيْعِ مَحَارِمَكَ، حَتَّى لاَيَكُونَ شَيْءٌ آثَرَ عِنْدِي مِنْ طَاعَتِكَ وَخَشْيَتِكَ، وَالْعَمَلِ بِمَا اَحْبَبْتَ، وَالتَّرْكِ لِمَا كَرِهْتَ وَنَهَيْتَ عَنْهُ، وَاجْعَلْ ذاَلِكَ فِي يُسْرٍ وَيَسَارٍ عَافِيَةٍ وَمَا اَنْعَمْتَ بِهِ عَلَيَّ، وَاَسْاَلُكَ اَنْ تَجْعَلَ وَفَاتِي قَتْلاً فِي سَبِيْلِكَ، تَحْتَ رَايَةِ نَبِيِّكَ مَعَ اَوْلِيَائِكَ، وَاَسْاَلُكَ اَنْ تَقْتُلَ بِي اَعْدَاءَكَ وَاَعْدَاءَ رَسُوْلِكَ، وَاَسْاَلُكَ اَنْ تُكْرِمَنِي بِهَوَانِ مَنْ شِئْتَ مِنْ خَلْقِكَ، وَلاَ تُهِنّي بِكَرَامَةِ اَحَدٍ مِنْ اَوْلِيَاءِكَ اَللَّهُمَّ اجْعَلْ لِي مَعَ الرَّسُولِ سَبِيْلاً، حَسْبِيَ اللهُ مَا شَاءَ اللهُ .
Bismillâhir Rahmânir Rahîm
Allâhumma shalli ‘alâ Muhammad wa âli Muhammad
Allâhumma innî bika wa minka adhlubu hâjatî, wa man thalaba hâjatan ilan nâsi fainnî lâ-athlubu hâjati illâ minka, wahdaka lâ syarîka laka, wa-asluka bifadhlika waridhwânika an tushalliya ‘alâ muhammadin wa-ahli baytihi, wa an taj’alalî fi ‘âmi hâdzâ ilâ baytikal harâmi sabîlâ, hijjatan mabrûrah, mutaqabbalatan zakiyah, wa khâlishatan laka, taqarru bihâ ‘aynî, wa tarfa’u bihâ darajatî, wa tarzuqanî an aghudhdha basharî wa an ahfadha farjî, wa an akuffa bihâ ‘an jamî’i mahârimika, hattâ lâ yakûna syay-un atsara ‘indî min thâ’atika wa khasyyatika, wal’amali bimâ ahbabta, wattarki limâ karihta, wa nahayta ‘anhu, waj’al dzâlika fî yusrin wa yasârin wa ’âfiyah, wa mâ an’amta bihi ‘alayya. Wa as-aluka an taj’ala wafâtî qatlan fî sabîlika, tahta râyati nabiyyika ma’a awliyâika. Wa as-aluka an taqtulabî a’dâaka wa-a’dâa rasûlika. Wa as-aluka an tukrimanî bihawâni man syi’ta min khalqika, wa lâ tuhinnî bikaramati ahadin min awliyâika.
Allahummaj’alli ma’ar rasûli sabîlâ, hasbiyallâhu mâ syâallâh.
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya
Ya Allah, dengan-Mu dan dari-Mu aku mengharap keperluanku.
Jika orang mengharap hajatnya pada manusia, aku tidak mengharap hajatku kecuali kepada-Mu, Engkau Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi-Mu.
Aku bermohon pada-Mu dengan karunia dan ridha-Mu, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan Ahlu baitnya, anugerahkan padaku tahun ini haji ke rumah-Mu yang mulia, haji yang mabrur dan terima, suci dan tulus karena-Mu, yang menyejukkan hatiku, yang mengangkat derajatku, yang memelihara pandanganku dan menjaga kemaluanku, yang memeliharaku dari seluruh larangan-Mu. Sehingga tak ada sesuatupun yang menghalangiku untuk taat dan takut kepada-Mu, beramal dengan apa yang Kau cintai, dan meninggalkan apa yang tidak Kau sukai dan Kau larang.
Jadikan semua itu dalam kemudahan dan keselamatan, dan nikmat yang Kau berikan padaku. Aku bermohon pada-Mu, jadikan kematianku kematian di jalan-Mu di bawah panji Nabi-Mu bersama para kekasih-Mu. Aku bermohon pada-Mu, karuniakan padaku kemampuan untuk memerangi musuh-musuh-Mu dan musuh-musuh Rasul-Mu.
Aku bermohon pada-Mu, muliakan aku dengan kehinaan makhluk-Mu yang Kau kehendaki, dan jangan hinakan aku dengan kemuliaan para kekasih-Mu.
Ya Allah, jadikan bagiku jalan bersama Rasulullah, cukuplah bagiku Allah apa yang Allah dikehendaki.
(Mafâtihul Jinân: bab 2, pasal 3)
Doa Bakdah Shalat Sunnah Nafilah
Shalat sunnah Nafilah: shalat sunnah sebelum dan sesudah shalat Fardhu.
Dalam suatu riwayat disebutkan, setiap sesudah dua rakaat shalat sunnah Nafilah di bulan Ramadhan dianjurkan membaca doa:
بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل على محمد وآل محمد
اَللَّهُمَّ اجْعَلْ فِيْمَا تَقْضي وَتُقَدِّرُ مِنَ اْلاَمْرِ الَْمَحْتُوْمِ، وَفِيْمَا تَفْرُقُ مِنَ اْلاَمْرِ الْحَكِيْمِ، فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ، اَنْ تَجْعَلَنِي مِنْ حُجَّاجِ بَيْتِكَ الْحَرَامِ، الْمَبْرُوْرِ حَجُّهُمُ، الْمَشْكُوْرِ سَعْيُهُمْ، الْمَغْفُوْرِ ذُنُوبُهُمُ، وَاَسْاَلُكَ اَنْ تُطِيْلَ عُمْرِي فِي طَاعَتِكَ، وَتُوَسِّعَ لِي فِي رِزْقِي، يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ .
Bismillâhir Rahmânir Rahîm
Allâhumma shalli ‘alâ Muhammad wa âli Muhammad
Allâhummaj’al fîmâ taqdhî wa tuqaddiru minal amril mahtûm, wa fîmâ tafruqu minal amril hakim fî laylatil qadri, an taj’alanî min hujjâji baytikal harâm, al-mabrûri hajjuhum, al-masykûri sa’yuhum, al-maghfûri dzunûbuhum, wa as-aluka an tuthîla ‘umrî fî thâ’atika, wa tuwassi’alî fî rizqî, yâ Arhamar râhimîn.
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya
Ya Allah, jadikan dalam takdir-Mu yang pasti yang Kau tetapkan dan Kau tentukan, dan dalam persoalan yang bijaksana yang Kau jelaskan pada malam Al-Qadar, jadikan aku tergolong kepada mereka yang melakukan haji ke rumah-Mu yang mulia, yang terima haji mereka, yang diridhai sa’i mereka, yang diampuni dosa-dosa mereka. Aku juga bermohon pada-Mu, panjangkan umurku dalam ketaatan pada-Mu, dan luaskan rizkiku, wahai Yang Maha Pengasih dari segala yang mengasihi.
Ketahuilah bahwa amalan yang paling utama pada malam-malam bulan Ramadhan dan hari-harinya adalah membaca Al-Qur’an. (Mafâtihul Jinân: bab 2, pasal 3)